Menunggu Hadirmu - Catridge Klip

Monday 23 June 2008

TAkut MisKIN di AKHIRAT


Mengingat harga-harga barang kebutuhan terus meningkat, seorang pemuda selalu mengeluh karena tak mampu memenuhi kebutuhan hidupnya. setelah berdiskusi dengan seorang kiai, pemuda itupun mengikuti anjurannya untuk menjalankan shalat hajat serta tetap istiqomah melaksanakan shalat lima waktu.
"pak Kiai, tiga tahun sudah saya menjalankan ibadah sesuai anjuran Bapak. Setiap hari saya shalat Hajat semata-mata agar Allah SWT melimpahkan rezeki yang cukup. namun, sampai saat ini saya masih saja miskin," keluh si pemuda.
"teruskan dan jangan berhenti, Allah pasti mendengar doamu. suatu saat Ia akan mengabulkannya. Bersabarlah!!" jawab kiai.
Bagaimana saya bisa bersabar, kalau semua harga kebutuhan serba naik. Sementara saya masih juga belum mendapat rezeki yang memadai. Bagaimana saya bisa memenuhi kebutuhan hidup?"
"Tentu saja dari Allah, pokoknya sabar, pasti ada jalan keluar. Teruslah beribadah."
"Percuma saja Pak Kiai. setiap hari shalat lima waktu, shalat hajat, shalat dhuha, tapi Allah belum juga mengabulkan permohonan saya. Lebih baik saya berhenti saja beribadah........." jawab pemuda itu dengan kesal.
"kalau begityu, ya sudah. pulang saja. Semoga Allah segera menjawab permintaanmu," timpal kiai dengan ringan.
pemuda itu pun pulang. Rasa kesal masih menggeluti hatinya hingga tiba di rumah. Ia menggerutu tak habis-habisnya hingga tertidur pulas di kursi serambi. Dalam tidur itu, ia bermimpi masuk kedalam istana yang sangat luas, berlantaikan emas murni, bahkan beribu wanita cantik jelita menyambutnya. seorang permaisuri yang sangat cantik dan bercahaya mendekati si pemuda.
"Anda siapa?" tanya si pemuda.
"Akulah pendampingmu di akhirat nanti."
"oh... lalu ini istana siapa?"
"ini istanamu, karena pekerjaan ibadahmu di dunia."
"Oh... dan taman-taman yang sangat indah ini juga punya saya?"
"Betul!"
"Lautan madu dan susu juga milik saya?"
"Betul sekali"
Sang pemuda begitu mengagumi keindahan suasana surga yang sangat menawan dan tak tertandingi. Namun, tiba-tiba ia terbangun dan mimpi itupun hilang. Tak disangka, ia melihat tujuh mutiara sebesar telor bebek. Betapa senang hati pemuda itu dan ingin menjualnya. Ia pun menemui sang Kiai sebelum pergi ketempat penjualan mutiara.
"Pak Kiai, setelah bermimpi, saya mendapati tujuh mutiara yang sangat indah ini. Akhirnya Allah menjawab do'a saya," kata pemuda penuh keriangan.
"Alhamdulillah. Tapi perlu kamu ketahui bahwa tujuh mutiara itu adalah pahala-pahala ibadahmu selama tiga tahun lalu.
"Ini pahala-pahala saya? lalu bagaimana dengan surga saya, Pak Kiai?"
"Tidak ada, karena Allah sudah membayar semua pekerjaan ibadahmu. Mudah-mudahan kamu bahagia. Dengan tujuh mutiara itu kamu bisa menjadi miliarder."
"Ya Allah! lebih baik aku miskin di dunia ini daripada miskin di akhirat nanti. Ya Allah kumpulkan kembali mutiara-mutiara ini dengan amalan ibadah lainnya sampai aku meninggal dunia nanti," ujar pemuda itu sadar diri. Tujuh mutiara yang berada di depannya itu hilang seketika. Ia berjanji tak akan mengeluh dan menjalani ibadah lebih baik lagi demi kekayaan akhirat kelak. (dari Guyon orang-orang makrifat, wibi ar: by Fahrie Arman)

0 comments:

Post a Comment

Catridge Band - Hiasi Diriku dengan terangmu

Catridge - Tentang Dia